Monday, October 19, 2015

Wismilak dan Bismillah

Wismilak itu salah satu merek dari sekian banyak merek rokok yang diproduksi dan beredar di tanah air. Pemilik perusahaan rokok tersebut pastinya punya cerita sendiri kenapa dulu beliau atau mereka memilih merek Wismilak untuk rokok yang mereka produksi. Perusahaan itu awalnya memproduksi rokok kretek alias rokok yang tidak dilengkapi dengan filter, dan masih di produksi dan beredar di pasar hingga hari ini.

Dari sudut pandang Bahasa Wismilak itu terkesan meng-indonesia-kan kalimat berbahasa Inggris Wish Me Luck dengan menuliskannya sesuai dengan ejaan dan lafal orang Indonesia. Wish Me Luck bermakna harfiah ‘do’a kan aku beruntung’ atau ‘ do’akan supaya aku beruntung’, makna yang baik bukan. Meskipun para penyokong kampanye anti rokok (mungkin) akan berkomentar lain.

Menurut kabar yang beredar di belantara dunia maya, dulunya sekali, pendiri pabrik rokok tersebut mendapatkan petunjuk dari sesepuh pesantren di Jawa yang juga Kakek dari (alm) Gus Dur untuk mendawamkan kalimat ‘Bismillah’, lalu mendapatkan petunjuk untuk berbisnis rokok, dan ujungnya jadilah rokok kretek Wismilak itu.

Ada juga yang mengatakan bahwa Wismilak itu memang dari kata Bismillah yang di lafalkan oleh lidah orang Tionghoa karena dialek mereka, toh pendiri pabrik wismilak memang dari etnis Tionghoa. Kejadiannya kira kira sama dengan kata Bismillah yang berubah menjadi Semilah di lidah orang orang tua etnis Jawa.

Namanya juga kabar angin, saya pun tidak tahu persis kebenarannya. Karena toh saya bukan sang pendiri pabrik rokok itu dan bukan juga salah satu pemiliknya, kecuali bila mereka dan Allah S.w.t menghendaki. Mungkin saya bisa beberkan kebenarannya pada anda.

Saya jadi ingat pada kalimat “Ada pesan dari setiap peristiwa, tergantung pada kemampuan untuk membaca atau mencerna-nya, Tak semua pesan tertulis dengan aksara atau terdengar telinga”. Seperti Bahasa siloka, sandi, perumpamaan, iluminati atau apalah istilahnya. Pesan yang disampaikan hanya dapat difahami oleh mereka yang sudah dibekali dengan pengetahuan tentang itu untuk mengurai dan menterjemahkan dan memahami-nya.

Bila anda perokok, tiba tiba di suguhi rokok Wismilak yang belum pernah anda hisap, barangkali anda sedang diberi nasihat untuk mengingat Allah, mengingat Tuhan yang maha Agung, barangkali saja di mata dan telinga “Nya” anda masuk dalam golongan yang jarang (untuk sekedar) menyebut nama Tuhan. Atau bisa jadi anda sedang di-ingatkan tentang sebuah do’a, untuk sering men-do’a-kan dan meminta di do’a-kan supaya senantiasa beruntung.

Boleh jadi anda tidak suka dengan rokok-nya, seperti para diplomat Eropa di Konfrensi Meja Bundar yang mengejek Kyai Haji Agus Salim yang sedang menghisap cerutunya dengan teriakan “mbeeek” dan kata kata tak sedap karena asap dari rokok yang dihisap KH Agus Salim. Tapi toh dengan tenangnya kemudian KH Agus Salim mengatakan. “tidak ingatkah tuan tuan, aroma tembakau ini lah yang membuat bangsa tuan menjajah bangsa kami dan enggan untuk pergi….”.

Atau mungkin anda pernah mendengar tentang pesan dari khalifah Umar Bin Khatab kepada Amru Bin Ash yang menjabat sebagai Gubernur Mesir. Pesan-nya hanya berupa goresan lurus dengan ujung pedang di sepotong tulang, tapi mampu membuat Sang Gubernur gemetar ketakutan menyadari kesalahan yang dilakukannya manakala menerima sepotong tulang tersebut. Nama Amru Bin Ash kemudian dijadikan nama masjid yang dibangunnya dan masih berdiri hingga hari ini. Dan kisah itu pun menjadi inspirasi begitu banyak orang yang mengetahuinya.

Atau mungkin anda pernah mendengar tentang bagaimana Sultan Syarif Hidayatullah berkirim surat dari Cirebon kepada putranya Maulana Hasanudin di Banten, bukan lembaran surat yang dikirimkan oleh beliau, tapi sebilah keris, dan Maulana Hasanudin pun mafhum akan titah ayahandanya.

Pesan memang tak selalu datang dengan cara yang kita sukai. Bukankah Tuhan pun kadangkala mengirimkan pesan kepada hamba hambanya dengan cara yang tidak selalu disukai. Kadangkala di kirimkan pesan melalui penyakit agar mampu menghargai sehat, dikirim melalui kesempitan untuk mengingatkan agar menghargai kelapangan dan lain lain.

Pengirim pesan kadangkala merancang sedemikian rupa agar pesannya tersamar, menjadi rahasia, kadangkala rahasianya disembunyikan dibalik rahasia, Dan hanya mampu difahami oleh mereka yang mau berfikir. Mungkin untuk diberikan bonus berganda. wallohua'lam.

------------------------------------------

Baca Juga



No comments:

Post a Comment